Daniel Goleman dalam buku fenomenalnya yang berjudul Emotional Intelligence mengatakan bahwa salah satu cara menurunkan tingkat depresi seseorang adalah dengan membandingkan keadaan diri sendiri dengan keadaan orang lain yang lebih buruk. Sebaliknya, orang yang membandingkan keadaan dirinya dengan keadaan orang lain yang lebih sehat dan baik darinya akan membuat dirinya berada pada tingkat depresi yang paling berat.

Masya Allah…
Pernyataan Daniel Goleman tadi kiranya sejalan dan membuktikan apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw berabad-abad lalu:

Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penyakit datang mendekati diri saat seseorang dipenuhi dengan keluhan dan ketidakpuasaan akan hidupnya. Ada perasaan tidak terima, tidak ikhlas dan berusaha menghindar apa yang terjadi dalam hidupnya yang tidak sejalan dengan harapannya. Padahal, semua kejadian terjadi atas ketetapan dari Allah swt.

Tak jarang, orang membandingkan kondisi dirinya dengan orang lain. Fatalnya, kebanyakan orang membandingkan kondisi hidupnya dengan kehidupan orang lain yang keadaannya lebih baik. Akibatnya, mereka tambah mengeluh dan sulit untuk bersyukur atas nikmat-nikmat lain yang telah Allah berikan padanya.

Ada pasangan yang telah menikah lalu membandingkan dirinya dengan orang lain yang sudah punya anak, sementara dirinya belum juga dikarunia anak. Cara seperti ini membuat dirinya menjadi lemah, pikirannya kacau, gelisah, tidak puas, dan jadi tidak percaya diri. Maka yang seharusnya dilakukan adalah untuk urusan dunia, bandingkan dengan kondisi di bawah. Misal, alhamdulillah, saya sudah menikah, walau saat ini belum dikaruniai anak, tapi Allah sudah memberikan teman dalam hidup saya yakni pasangan saya. Sementara di luar sana masih banyak teman saya yang sebaya dan belum memiliki pasangan. 

Dengan mengubah cara pikir, maka hati dan pikiran akan merasa damai, tenang, tentram dan syukur. Sehingga Allah pun akan hadirkan kenikmatan-kenikmatan lainnya, saat seorang hamba mampu mensyukuri apa yang telah ada pada dirinya.

Saat seseorang mampu mensyukuri apa yang telah ia miliki, maka hatinya akan menjadi tenang dan bahagia. Jadi, bukan masalah dan penyakitnya yang terlalu besar, tapi cara kebanyakan dari kitalah yang masih belum tepat dalam menyikapi kondisi yang ada. Saat seseorang mampu berpikir dan melihat suatu masalah dengan cara yang tepat, maka ia akan mampu membuat masalah yang awalnya terasa berat menjadi lebih ringan. Lihatlah ke bawah untuk bisa semakin bersyukur.

View Post


Ramadhan Momen Perbaikan Diri. Bagaimana Ramadhan Anda kali ini? Bila ditanyakan tentang hal itu, tentu hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab dan merasakannya. Apakah di Ramadhan kali ini ada perubahan yang lebih baik pada amalan, ibadah, dan diri kita masing-masing.

Tolak ukurnya seperti apa?
Seorang sahabat pernah berkata pada saya, bila kamu merasa puas dengan apa yang sudah kamu lakukan, kamu nyaman, kamu senang, itu bisa menjadi satu gambaran bahwa kamu berhasil dan sudah lebih baik. Artinya, bila kita secara pribadi sudah merasa puas, nyaman, dan ada peningkatan dari tahun sebelumnya, ini bisa menjadi tanda bahwa tahun ini sudah lebih baik.

Perasaan puas, nyaman, dan senang di hati kita tentu tidak dapat kita buat-buat. Karena kebahagiaan itu lahir dari hati. Bila selama Ramadhan ini, hati kita tercukupi "makan" nya, maka ia akan merasa puas. Tercukupi makannya, dalam artian bahwa hati kita telah di charger dengan ibadah, ketaatan, keimanan, dan amalan-amalan sholeh yang membuat hati itu menjadi semakin bersinar.

Makanan hati bukanlah harta, nasi, atau yang sifatnya materi. Makanan hati adalah keshalihan dan ketaatan individu pada Tuhan-Nya yang sifatnya nonmateri. Dzikir, membaca Al-quran, sholat lima waktu, sholat sunnah, tahajud, bersedekah, adalah beberapa amalan yang dapat menghidupkan hati.

Nah, apakah di Ramadhan kali ini, kita sudah memaksimalkan dan memaksa diri untuk berbuat lebih dalam amalan hati ini? Bila jawabannya belum, maka segeralah kita memperbaiki diri, dan mengejar di sisa waktu yang ada, agar kelak kita tidak menyesalinya.

Ramadhan adalan gambaran dari kehidupan kita selama satu tahun ke depan. Bila di Ramadhan ini, kita belum berhasil melawan hawa nafsu, kemalasan, kesia-siaan, kelalaian, maka seperti itu pula gambaran kehidupan kita di sebelas bulan kemudian. Tiga puluh hari masa latihan di bulan Ramadhan ditambah enam hari di bulan syawal, sudah cukup bisa menempa diri seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kebaikan dan kesuksesan itu berawal dari sebuah KEBIASAAN. Di bulan baik ini, kita sudah terkondisi untuk menjadi baik. Mulai dari bangun lebih pagi, untuk sahur, ini bisa melatih kita untuk bangun tahajud. Memulai hari dengan kebiasaan baik, bangun lebih awal, dan mengerjakan sholat malam adalah kunci kesuksesan. Tentunya setelah sahur yang baik di akhirkan, maka kita akan mudah untuk mengerjakan sholat Shubuh di awal waktu. Ini pun baik, apalagi bila dikerjakan berjamaah di Masjid.

Saat berpuasa, kebiasaan baik lainnya adalah MENAHAN DIRI dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Makan, minum, melihat yang bukan haknya, dan lainnya. Ini memaksa kita untuk menjaga pandangan dari menonton tayangan yang tidak berguna, menjaga telinga dari mendengar yang tidak baik seperti gosip, ghibah menceritakan keburukan orang lain, dan sejenisnya. Menjaga lisan dan perbuatan, tidak marah, dan berusaha mengendalikan emosi. Ini pun kebiasaan yang baik. Begitu seterusnya.

Maka, sungguh alangkah ruginya, bila ada orang yang sampai ke bulan Ramadhan tapi ia tidak mendapat ampunan dari Tuhan-Nya. Mengapa? Karena semua sudah terkondisi, bahkan di lingkungan sekitar pun juga terkondisi. Semua orang berlomba-lomba dalam kebaikan. Maka bila itu pun belum bisa membuat seseorang berubah dan memperbaiki diri dan amalannya, maka betapa ruginya. Allah telah menutup hatinya. Maka bila ciri ini ada pada diri, segeralah bertaubat, sucikan diri, bersihkan hati dengan istighfar yang tulus memohon ampunan pada Allah SWT.

Luruskan niat kita dalam beramal. Rasulullah bersabda, siapa yang berpuasa dengan keimanan, karena berharap pahala Allah saja, maka dosa-dosanya akan Allah ampuni. Iman dan keyakinan inilah yang akan menjadi pembeda. Maka kerjakanlah amal ibadah karena Allah saja, karena berharap Rahmat-Nya. Dengan itu kita kan mudah ikhlas dalam beribadah, sehingga ibadah itu terasa ringan.

Semoga Allah memberikan hidayah dan inayahnya pada kita semua untuk dapat memaksimalkan diri di bulan suci ini dalam beribadah dan beramal sholeh, karena Allah.


View Post


Menahan Marah - Bun, minta tips yg paling mudah agar jangan cepat marah. Apalagi melihat orang lain marah ehh jadi ikutan lebih marah bun.

Bagaimana tips biar kita bisa tetap kalem dan tidak mudah terbawa emosi dan bisa menahan marah?

🌺🌺🌺

Bismillahirrahmanirrahim

Bunda-Bunda Sholihah
Amarah itu datangnya dari syetan. Perasaan itu muncul pada umumnya saat seseorang merasa dirinya lebih baik dan punya otoritas lebih dari orang lainnya.

Contohnya saat Allah perintahkan kepada Iblis untuk sujud pada Adam. Iblis tidak mau taat, padahal itu perintah Allah. Sebabnya, karena Iblis merasa dirinya lebih baik dari Adam.

🌺🌺🌺

Marah pun demikian. Ketika seorang Ibu merasa punya otoritas ada anaknya, merasa dirinya lebih baik/benar/kuat, ia dengan mudah marah pada anaknya.

Padahal Nabi mengajarkan dalam hadistnya : "Jangan marah maka bagimu surga."

Artinya, kalau masih sering memelihara sifat marah, Ibu jadi terhalang masuk surga. Mengapa? Karena sifat marah bukan termasuk sifat para ahli surga.

🌺🌺🌺

Lantas solusinya bagaimana?

Rasulullah mengatakan lagi dalam hadistnya : "Apabila salah seorang diantaramu marah, maka DIAMLAH."

Tentu dalam kehidupan, seringkali kita menemui ada hal-hal yang tidak sejalan dengan inginnya kita. Kenyataan itu menimbulkan gejolak emosi dan datangnya rasa marah pada diri sendiri atau ke orang lain.

Kata Nabi, kalau kamu marah, DIAMLAH.

Diam di sini bukan berarti kita menerima kenyataan atau kesalaha orang lain atau diri kita. Diam di sini maksudnya adalah agar kita MENENANGKAN DIRI terlebih dulu.

Dengan diam, kita akan mampu meredam dan mengendalikan emosi marah kita. Sehingga emosi itu tidak keluar dalam bentuk ucapan dan perbuatan yang buruk.

Kalau diam belum juga mampu meredakan amarah, kata Nabi, ubah posisi tubuh. Misal sedang berdiri, ubah jadi duduk. Sedang duduk, ubah jadi berbaring. Bila belum juga reda, ambil wudhu. Belum juga reda, maka sholatlah dua rakaat.

Dalam Islam semua sudah diajarkan. Kitalah yang perlu terus belajar dan melatih diri kita agar segala perilaku yang dilakukan sejalan dengan yang Allah dan Rasulnya tuntunkan.

Dalam teori psikologi, metode Nabi tadi diistilahkan dengan metode Pengalihan. Jadi kita mengalihkan perhatian kita dari rasa marah pada suatu masalah dengan melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan masalah itu.

Allah pertegas lagi:
"Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang."

Jadi alihkan diri kita FOKUS PADA MENGINGAT ALLAH SAJA. Dzikrullah.

🌺🌺🌺

Emosi itu menular.
Maka memang ketika ada yang marah yang lainnya akan ikut terpancing marah. Hasilnya ya perang 😊

Maka jika ada yang marah, maka diamlah. Atau bila salah satu marah, maka yang lainnya diam. Jangan sahut-sahutan.

Karena marah adalah penyakit hati. Saat marah hati kita akan saling berjauhan. Sehingga orang marah biasanya akan berteriak satu sama lain walaupun mereka sedang berdekatan. Untuk itu lembutlah menghadapi orang yang sedang marah. Hadapi dengan tenang.

🌺🌺🌺

Di bulan suci ini kita dilatih untuk juga menahan amarah. Pastikan kita berhasil melakukannya. Bila berhasil dan ada perubahan, itu tandanya puasa kita bukan sekedar menahan lapar dan haus semata.

Yakin Bisa, Pasti Bisa

#ramadhanproduktif
#menahanmarah
View Post


Berdoa termasuk bagian dari ibadah kepada Allah SWT karena dengan berdoa maka seseorang dapat menetapkan hati dan dirinya secara sadar untuk HANYA BERGANTUNG PADA ALLAH.

Dengan berdoa membuat orang secara sadar dan tulus merendahkan dirinya di hadapan Allah SWT. Ia meminta, berserah, tawakkal, dan pasrah pada Allah saja.

🌺🌺🌺

Bukankah syirik itu dosa besar?
Ketika seseorang menggantungkan diri dan harapannya pada selain Allah maka ia termasuk telah berbuat syirik.

Pada prakteknya, tanpa sadar seringkali manusia menggantungkan harapannya pada selain Allah.

Ada yang mengganggap bahwa uang, materi, dan harta bisa membuatnya menjadi bahagia. Sehingga pada saat hartanya terbatas, pendapatan keluarganya "minim", ia tidak mampu beli ini dan itu seperti yang orang lain lakukan, ia menjadi tidak bahagia.

Ada pula yang menggantungkan harapannya pada jabatan dan kekuasaan. Ia merasa bahwa dengan adanya jabatan membuat diri dan hidupnya menjadi mulia dan berharga. Sehingga tak jarang ada penguasa yang menjadi otoriter karena merasa berkuasa atau barangkali menjadi frustasi manakala tak lagi menjabat.

Ada pula yang menggantungkan harapannya pada relasi, pasangan, anak, usia, dan lainnya, menganggap bahwa semua itu bisa membuatnya bahagia. Sehingga pada saat hal-hal tersebut tidak ia dapati sesuai harapannya, ia menjadi kecewa dan terluka.

Maka sungguh benarlah bahwa DOA adalah ibadah. Karena dengan seseorang berdoa maka lepaslah ketergantungannya pada selain Allah. Hanya kepada Allah sajalah ia akan bergantung, berharap, memohon dan meminta.

Dengan berdoa, setiap orang akan bahagia. Karena satu keyakinan bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya.

Tempat yang paling tempat untuk bergantung dan berserah hanyalah pada Allah. Allah tahu apa yang terbaik bagi setiap hamba-hambaNya.

Apapun keinginan, harapan, dan impian kita, sampaikanlah dan pintalah pada Allah dengan sepenuh hati, setulus jiwa, dan segenap pengharapan kepada-Nya.

Tiada daya dan kekuatan kota kecuali atas pertolongan Allah Ta'ala.

Selamat Menjalankan ibadah sholat zuhur. Doakan saya ya 😊

#ramadhanproduktif
View Post


Rasanya semua hal akan kita pinta pada Allah, kalau bisa tak terlewatkan satu hal pun. Tapi tahukah Anda, apa hal yang benar-benar dibutuhkan untuk dipinta pada Allah?

Ada tiga amalan yang tidak akan terputus pahalanya saat seseorang telah meninggal dunia. Pertama, ilmu yang bermanfaat. Kedua, sedekah jariyah. Ketiga, anak-anak yang sholeh. 

Tiga hal ini bisa menjadi panduan bagi kita dalam menentukan prioritas permintaan dan doa kepada Allah SWT. 

🌺🌺🌺

Ilmu Yang Bermanfaat

Setiap Nabi, Para Sahabat, Tabiin, Ummul Mukminin, dan para tokoh dan ulama, semuanya masih dapat kita kenang dan ambil ilmunya hingga saat ini. 

Al-quran, hadist, dan ilmu yang disampaikan mengalir turun temurun dari generasi ke generasi hingga sampai ke masa di mana kita berada saat ini. Masya Allah.

Orangnya sudah tiada namun ilmu dan manfaatnya masih dapat dirasakan oleh banyak orang. 

Maka mari kita berdoa agar Allah SWT mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat. Diberikan pula perangkat yang melengkapinya. Kemampuan menulis,m menyampaikan, dan mengajarkannya pada orang lain, serta dimudahkan pula untuk dapat mengamalkan setiap ilmu yang telah dimiliki. Amiin. 

🌺🌺🌺

Sedekah Jariyah

Untuk bisa bersedekah, tentu kita butuh uang. Untuk bisa menghasilkan uang maka kita butuh bekerja dan berusaha. 

Maka mari minta pada Allah agar diberi pekerjaan yang mapan, dibukakan pintu-pintu usaha yang terbaik, dan diberi petunjuk serta kemampuan dalam menjalankan, mengelola, dan mengembangkannya. Jadikan rezeki yang diperoleh diniatkan bahwa sebagiannya akan dipergunakan di jalan kebaikan. 

Seperti kisah para sahabat yang rezeki dan usahanya diberikan untuk umat, sumur zamzam, kebun kurma, dan lainnya. Sampai kini semuanya masih dapat dinikmati manfaatnya dan tentu saja itu mwnjadi sedekah jariyah bagi mereka yang terus mengalirkan pahala kebaikan. Masya Allah.

Mari kita mohon pada Allah agar diberikan rezeki yang luas agar dengan rezeki itu kita dapat menggunakannya untuk membangun masjid, wakaf tanah, mendirikan lembaga pendidikan, rumah quran, rumah sakit, dan lainnya. Niatkan selalu karena Allah dan untuk kebaikan dunia akhirat kita. Amiin

🌺🌺🌺

Anak-anak Yang Sholeh

Doa anak yang sholeh akan terus mengalirkan pahala dan kebaikan bagi orangtuanya. Setiap amal sholeh yang dilakukan seorang anak juga akan membawa keberkahan bagi orangtuanya.

Maka mari kita meminta pada Allah agar anak-anak kita menjadi anak yang sholeh, taat beragama, memiliki akhlak yang terpuji, cinta pada Alquran, menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan Allah, berbakti kepada orangtua, dan bisa bermanfaat bagi orang banyak. 

Mohonlah pula ada Allah agar kita sebagai orangtua diberi kemampuan, petunjuk, dan kemudahan dalam mendidik anak-anak, mengasuhnya dengan penuh kasih sayang, dan memberikannya makanan dan nafkah dari rezeki yang halal serta diberikan kemampuan untuk menjadi teladan yang baik bagi mereka. Amiin

🌺🌺🌺

Tentunya banyak hal lain lagi yang dapat kita pinta pada Allah. Allah Maha Mengabulkan Doa Hamba-Nya.

Mohon agar Allah tetapkan hati ini agar istiqomah di jalan-Nya hingga maut memisahkan.

Selamat Berpuasa

#ramadhanproduktif
#bolehdishare
View Post


Sudah menjadi aturan umum dalam perdagangan bahwa saat seseorang meminta (membeli, memakai) suatu barang atau jasa maka ia harus membayarnya. Umumnya barang atau jasa itu akan dibayar dengan uang tapi adakalanya pula bisa dibayar dengan barter barang atau jasa juga, bisa juga dengan sekedar ucapan terima kasih (bila itu berupa hadiah atau sumbangan), atau misal dengan sebuah penghargaan (medali, plakat, sertifikat), dan sejenisnya.

Ada hubungan timbal baik yang secara sadar atau tidak sadar akan dilakukan dalam sebuah transaksi antara satu orang dengan orang lainnya.

🌺🌺🌺

Di artikel sebelumnya kita sudah belajar tentang cara meminta kepada Allah, yakni harus jelas, rinci, dan disertai keyakinan.

Selanjutnya setelah kita meminta maka seperti aturan umum yang telah dijelaskan di awal, harus siap dan menyiapkan pula bayaran atau balasan apa yang akan diberikan pada Allah. Ini bukan berarti Allah butuh dengan balasan kita, sebaliknya karena kita butuh pada Allah, sehingga kita harus merayunya dan meraih ridho-Nya sehingga apa yang kita pinta dengan mudah Allah wujudkan. Inilah yang disebut dengan jual beli dengan Allah.

🌺🌺🌺

Menariknya, jual beli pada Allah tidak pernah rugi.

Kita beli doa dan pinta kita dengan ketaqwaan. Bayar dengan ketaatan. Balas dengan amal sholeh. Itulah jual beli yang Allah dan Rasul-Nya tuntunkan.

Ada keinginan dan niat yang besar, misal ingin punya rumah yang luas, minta secara jelas pada Allah, lalu bayar dengan semaksimal mungkin.

Mintanya rumah yang luas, kira-kira harganya 1M, masa iya bayarnya hanya dengan sholat lima waktu saja? Apa sebanding?

Maka balasan dan bayaran lewat amal sholeh yang kita lakukan haruslah sebanding dengan apa yang kita pinta.

Ust. Adi Hidayat dalam video ceramahnya menyampaikan bahwa bila Anda punya keinginan yang besar, LAKUKAN AMALAN YANG TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG KEBANYAKAN.

Kalau orang umunya di waktu malam tidur sepanjang malam, Anda tidak. Anda bangun di sepertiga malam dan mengerjakan sholat tahajud.

Kalau orang lain tidak baca Al-quran atau hanya baca sesekali dan beberapa lembar saja. Anda tidak. Anda rutin baca Al-quran dan mentarget diri baca 1,2,3 bahkan 5 juz dalam sehari.

Lakukan amalan-amalan istimewa yang beda dari orang kebanyakan. Rutinkan dan lakukan terus menerus.

Insya Allah, apa yang Anda pinta  akan Allah bukakan jalan keluarnya.

🌺🌺🌺

Bulan Ramadhan ini sangat indah dan mulia untuk kita maksimalkan dalam jual beli kepada Allah. Hal utama lainnya adalah luruskan niat, ikhlaskan hati, beribadah lillahi taala. Insya Allah hal lainnya akan mengikuti.

Selamat Berpuasa πŸ€—

#ramadhanproduktif
View Post


Minta tapi tidak jelas? Pernahkah Anda mendapati seseorang meminta pada Anda tapi dengan redaksi yang sulit  dimengerti? Bagaimana kemudian respon Anda?

Anda barangkali akan mengabaikan pesan atau permintaan tersebut. Bisa jadi Anda menganggap bahw pesan itu tidak penting. Anda mengira, orang tersebut hanya bercanda, tidak sungguh-sungguh membutuhkan bantuan Anda. Akhirnya Anda mengabaikannya dan menganggapnya angin lalu.

πŸ’πŸ’πŸ’

Tanpa sadar, bisa jadi kita -kita ini juga melakukan hal yang sama seperti di atas saat meminta kepada Allah. Tidak sepenuh hati. Mintanya belum jelas. Ragu-ragu. Belum sungguh-sungguh.

Boleh jadi, belum jelasnya cara kita meminta pada Allah menyebabkan doa itu menjadi belum terkabul.

πŸ’πŸ’πŸ’

Dalam Tarhib Ramadhan kemarin, Ust. Anwar Jufri selaku pemateri mengatakan bahwa ketika meminta pada Allah haruslah definitif. Harus jelas apa yang diminta, gambarkan secara spesifik.

Misal, orangtua ingin anaknya menjadi anak yang sholeh. Maka saat meminta pada Allah, jabarkan lebih rinci, sholeh seperti apa sih yang orangtua harapkan pada anaknya.

Apakah sholeh yang mengerjakan sholat lima waktu di awal waktu dan berjamaah, hafal Al-quran 30 juz di usia 10th, menguasai bahasa Arab, membantu pekerjaan orangtua di rumah, berkata jujur, santun dalam berbicara, dan lainnya.

Gambarkan sedetail mungkin apa permintaan kita pada Allah. Semakin detail semakin baik.

Ketika meminta, hadirkan hati dan iman bahwa kita harus YAKIN pula bahwa Allah akan mengabulkan permintaan tersebut. Kuatkan keyakinan di hati bahwa Allah mampu mewujudkan apa yang bahkan bagi kita mustahil. Jadi pinta saja yang terbaik kepada Allah.

πŸ’πŸ’πŸ’

Di bulan suci Ramadhan ini semua doa kita insya Allah akan dikabulkan. Pinta yang terbaik untuk negeri kita Indonesia, untuk keluarga kita (pasangan, anak-anak, orangtua, saudara), sekeliling kita, tetangga, karyawan, semuanya.


Doakan yang baik-baik karena setiap doa akan kembali pada pemiliknya. Doakan orang lain maka doa itu akan juga kembali pada diri kita.

πŸ’πŸ’πŸ’

Semoga Allah merahmati amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk golongan hamba-Nya yang bertaqwa.

Saling mendoakan ya πŸ€—πŸ˜‡

#parentingschool
#ramadhanproduktif
View Post