Self Healing With Quran


By: Sukmadiarti, M.Psi.,Psikolog


Alquran adalah syifa ataupun penawar yang dibutuhkan oleh tubuh maupun jiwa. Allah Berfirman dalam Qs Yunus: 57:

“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu mauidhah (pelajaran) (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”


Alquran bisa menjadi salah satu metode untuk melakukan Self Healing. Self healing adalah proses penyembuhan luka batin bukan dengan obat, melainkan dengan mengeluarkan perasaan maupun emosi yang terpendam di dalam tubuh.


Tujuan dari self healing adalah meraih ketenangan dan kedamaian bagi jiwa. Saat hati kita sehat dan terbebas dari penyakit hati, seperti iri, marah, dendam ataupun takut, maka baiklah kesehatan tubuh, jiwa, relasi maupun rezeki.  Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya aka rusak pula  seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu.” (HR Bukhari dan Muslim).


Bila menyadari bahwa di hati sedang gelisah, marah, sedih, kecewa ataupun takut, maka Self Healing With Quran bisa kita praktikkan untuk membuat hati tenang kembali.


Beberapa metode self healing dalam Alquran, antara lain:


*1. Mengingat Allah*


Saat ada masalah, hati menjadi semakin gelisah ketika ingat ataupun teringat masalahnya. Maka kita perlu berlatih menggeser fokus perhatian dan pikiran kita dari mengingat-ingat masalah menjadi mengingat-ingat Allah. 


Dengan bergeser perhatian ke mengingat Allah, maka hati yang gelisah perlahan menjadi tenang dan damai kembali. Cara mengingat Allah bisa dengan praktik Dzikir baik itu membaca Alquran, istighfar, hamdalah, ataupun bersholawat. Fokuskan pikiran pada dzikrullah. 


“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar-Rad:28)


*2. Latihan Mindfulness Dengan Sholat Khusyu*


Mindfulness (Kesadaran) adalah teknik yang melatih pikiran kita untuk hadir penuh di sini dan saat ini. Kehidupan yang nyata itu ya saat ini. Namun tidak dipungkiri saat ada masalah, pikiran kita sering teringat ke masa lalu (masalah yang sudah terjadi) atau ke masa depan (kondisi yang belum terjadi). 


Sholat Khusyu bisa menjadi praktik mindfulness yang bisa melatih kesadaran kita untuk fokus di kehidupan yang saat ini. Hidup di saat ini akan membuat pikiran positif dan jiwa menjadi tenang, penuh syukur. Karena saat ini semua baik-baik saja. 


“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (Q.S. AL Baqarah ayat 153)


*3. Self Love : Menyayangi Diri*


Nabi Adam pernah berbuat salah dan berlaku zalim pada dirinya karena telah melanggar larangan Allah. Kita bisa meneladani cara Nabi Adam untuk bisa berdamai dengan kesalahan masa lalu dan mendapat ridho Allah kembali. 


Cara berdamai dengan kesalahan diri adalah mengakui kesalahan itu, memaafkan diri sendiri dan minta maaf pada Allah serta melakukan perbaikan ke depan. Termasuk halnya ketika kita tanpa sadar telah berlarut-larut menyimpan penyakit di hati, seperti memendam rasa marah, benci, takut, penyesalan dan malu, maka minta maaf dan maafkanlah diri kita yang telah berlaku zalim. 


“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."

(Qs. Al-Araf: 23)


*4. Memaafkan*


Menunggu orang yang telah menzalimi diri kita berubah, menyesali perbuatannya dan minta maaf, itu tidak dalam kendali kita. Menunggu perubahan mereka hanya membuat diri kita berlarut-larut menyimpan api kemarahan dan penyakit di dalam hati yang hanya merugikan diri sendiri. 


Cara untuk berdamai dengan diri dan memiliki jiwa yang sehat kembali adalah bertanggung jawab atas pemulihan diri. Memaafkan adalah salah satu cara yang dalam kendali dan bisa kita lakukan kapan saja bila ingin hati damai kembali. Memaafkan ibarat air yang memadamkan api bagi jiwa. 


“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” 

(Qs. Asy-Syuara: 40)


*5. Bersyukur*


Bersyukur bahwa masalah yang ada sudah lewat dan tidak lagi nyata saat ini. Kejadiannya sudah berlalu dan hanya tinggal sisa pikiran dan perasaan saja di hati. 


Syukur membantu kita melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Syukur juga membantu kita untuk bisa mengundang keajaiban dan perubahan baik datang. 


Mau fokus ke kekurangan atau kelebihan? Apa yang kita fokuskan itulah yang akan membesar. 


Latih pikiran dan perasaan serta tindakan kita untuk bersyukur. Bisa dengan menulis lima kebaikan dan anugerah yang ada setiap harinya. Termasuk senyum juga membantu kita untuk merasakan syukur di hati. 


Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

(Qs. Ibrahim:7)


Kesimpulan:

Saat mengalami suatu kondisi yang berat, membuat hati gelisah, jangan fokus ke luar ataupun masalahnya, namun fokuslah ke dalam, yakni memperbaiki kondisi hati yang gelisah menjadi tenang kembali. Saat tenang, pikiran menjadi jernih, petunjuk mudah di dapat dan masalah pun selesai dengan cara yang tidak diduga. 


Note:

Dapatkan layanan profesional untuk konsultasi dan terapi emosi sehingga proses pemulihan jiwa bisa lebih cepat dan optimal. Info dan pendaftaran: 

081362359651 atau ke link

Wa.me/6281362359651 

Bunda Sukma, Psikolog

 

Semoga bermanfaat

View Post