Buatlah setiap insan di sekeliling Anda merasa berharga.
Buatlah mereka menyadari bahwa diri mereka berarti buat Anda.
Buatlah mereka tahu bahwa kehadiran mereka di sisi Anda membuat Anda semakin bahagia.

Karena Apa?
Karena saat seseorang merasa dirinya tak berharga di mata orang lain, khususnya bagi orang terdekatnya, maka "hancurlah" dirinya.

Mengapa hancur?
Karena saat seseorang merasa dirinya tak berharga, ia akan menilai dirinya negatif (konsep diri negatif). Hal ini akan mudah membuatnya lemah, putus asa, kehilangan semangat, dan berbuat yang buruk bagi dirinya dan orang lain.

Maka pastikan bahwa anak, pasangan, orangtua, dan siapapun di sekeliling Anda menyadari bahwa mereka begitu berarti.

Di samping itu, pastikan pula Anda menyadari bahwa diri Anda sendiri jauh lebih berharga dari yang orang kira.

Jangan sakiti diri sendiri karena sikap atau perilaku orang lain yang belum baik pada Anda.

Anda begitu berharga. Maka hargai diri Anda.

Allah ciptakan setiap hambaNya fitrah, baik, suci, sholeh, dan punya potensi unggul yang bisa ia gunakan untuk membuat dirinya semakin berharga.

Bila pun orang lain belum menjadikan Anda berharga, pastikan Anda membuat diri Anda berharga di hadapan Allah, yang telah menciptkan Anda.

Diri Anda sendirilah yang bisa menjadikan Anda berharga. Saat Anda bisa menilai diri Anda Berharga, itu cukup mampu menjadi pendorong untuk berbuat lebih baik dan positif.

Masalah yang hadir dalam kehidupan, jangan dilawan. Hal pertama yang hendaknya dilakukan adalah Ikhlas menerima.

Terima dulu masalah itu dengan ikhlas.
Jangan mengeluh, menyalahkan, atau menghakimi.

Saat kita bisa menerimanya dengan ikhlas, kita akan fokus pada introspeksi diri. Apa sih pesan Allah dari masalah ini.

Karena asalah itu diri sendiri yang rasakan bukan orang lain. Jadi sebenarnya masalah itu ditujukan untuk diri sendiri.

Apa ya makna dari masalah ini?
Karena tidak semua masalah harus dijawab  dengan sebuah solusi.
Kadangkala hanya dengan ikhlas menerimanya itu sudah menyelesaikan masalah.

Mengapa ?
Karena saat kita ikhlas menerima,kita tidak lagi menganggap bahwa itu sebuah masalah. Artinya ada perubahan cara pandang. Yang membuat kita akhirnya bisa menyikapi masalah tadi dengan lebih lembut dan tenang 🤗

Bunda Sukma
#positiveconsulting
#parentingschool
#pengembangandiri
View Post


Setiap kita pastinya pernah menjadi tempat curhat bagi orang lain. Entah itu dari anak, pasangan, orangtua, teman atau lainnya.

Sebaliknya, ada kalanya pula diri kita juga mencari tempat curhat yang nyaman. Bisa kepada pasangan, orangtua, sahabat, guru atau profesional.

Tahukah Bunda, beberapa hal yang menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih teman curhat diantaranya adalah faktor kepercayaan dan kenyamanan. Percaya bahwa apa yang ia sampaikan nantinya tidak akan bocor atau disalah gunakan. Nyaman karena  ia merasa akan "dimengerti" oleh teman curhatnya apapun masalah atau persoalan yang ia ungkapkan nantinya.

Apakah selama ini diri kita sudah menjadi teman curhat yang terpercaya dan nyaman?

Ada sebuah tips yang saya dapatkan dari buku Seven Habit nya Stephen Covey bahwa MENJADI PENDENGAR YANG EMPATIK bisa memberi kenyamanan bagi lawan bicara kita. Cara ini bisa kita gunakan saat mendapati ada orang lain yang curhat kepada kita.

Pendengar yang empatik artinya ia berusaha memahami dan mengerti apa yang dialami dan dirasakan oleh teman bicaranya. Ia mencoba memahami kondisi teman bicaranya bukan dari versi dirinya sendiri melainkan dari versi temannya itu.

Menjadi pendengar yang empatik membuat kita mampu melihat persoalan dari kacamata orang lain. Dengan cara itu, kita tidak lagi mudah menghakimi mereka. Tapi yang terjadi adalah memahami dan mengerti. Sehingga respon yang kemudian akan muncul menjadi lebih bijak.

Orang yang curhat merasa lega karena telah melepaskan kegundahannya juga merasa tenang karena mendapat respon yang menentramkan.

Setiap orang ingin dimengerti. Menjadi pendengar yang empatik akan membantu kita untuk bisa mengerti orang lain lebih baik lagi.

Semoga Bermanfaat

Sukmadiarti Perangin-angin
#parentingschool
#positiveconsulting #konsultasi
View Post



Ada sebuah argumen dari seorang Ibu yang mengatakan "apa salahnya memberi ancaman pada anak? Bukankah dalam Al-quran, Allah pun mengancam hamba-Nya dengan neraka, juga memerintahkan untuk memukul anak bila diusia 10th belum mengerjakan sholat. Artinya ancaman juga sebuah metode yang bisa digunakan dalam mendidik anak," ungkapnya.

Apa yang disampaikan Ibu tersebut tentunya tidak salah. Memang betul bahwa dalam Alquran ada reward dan punishment. Ada ancaman juga ada hadiah atas setiap perbuatan hamba-Nya.

Tapi perlu juga kita pahami sebagai orangtua bahwa Rahmat Allah lebih luas daripada ancamannya. Berkali-kali Allah firmankan bahwa bila hamba-Nya salah, lalai, dan berdosa, rahmat Allah begitu luas. Allah mengampuni siapa saja yang kembali dan bertobat pada-Nya.

Kasih sayang Allah begitu luasnya. Mengapa kita hanya fokus pada ancaman-Nya?

Fokuslah pada meraih rahmat-Nya dalam kehidupan kita, termasuk dalam mendidik anak-anak.

Jangan sampai karena fokus orangtua pada memberi ancaman, orangtua lupa memberi perhatian dan kasih sayang.

Apakah Allah pernah lupa memberi kita udara untuk bernafas, walau kita berkali-kali berbuat dosa?
Ternyata tidak. Nikmat Allah sangat luas bahkan tak mampu kita menghitungnya. Namun seringkali kita hanya ingat pada ujiannya saja, lupa bersyukur akan nikmat yang sudah diberi.

Orangtua kadang khilaf. Satu kesalahan anak kadang membuat orangtua lupa dan lalai memberi perhatian dan kasih sayangnya pada anak. Satu kesalahan anak kadang sudah cukup membuat orangtua lupa akan berpuluh kebaikan yang sudah anak hadirkan dalam kehidupan orangtuanya.

Lagi-lagi kita orangtua perlu banyak merenung dan mengukur diri kepada siapa anak seharusnya takut?

Bila orangtua biasa memberi ancaman dan berharap anak takut pada orangtua, apakah cukup? Ya untuk sementara waktu akan cukup berhasil. Anak takut kemudian mengerjakan. Tapi yakinkah saat orangtua tidak ada, saat anak di luar rumah, saat anak sendiri apakah ia bisa tetap di jalurnya?

Seringnya anak akan berbuat sebebasnya saat tidak "dilihat" oleh orangtuanya yang biasa memberi ancaman. Di luar ia melampiaskan kebebasannya. Walau di dalam ia seperti anak yang penurut.

Maka yang perlu kita bangun adalah rasa takut anak pada Tuhan-Nya. Takut berbuat salah karena Allah Maha Melihat. Takut berbuat sia-sia karena hidup akan dimintai pertanggung jawaban.

Membangun rasa cinta tentu lebih nyaman dan membahagiakan bagi anak dibandingkan membayangi anak dengan rasa takut bila tidak seimbang. Ancaman Allah besar tapi rahmat-Nya jauh lebih besar.

Begitu pula hendaknya sebagai orangtua, adakalanya kita menegur anak, mengingatkannya akan kesalahannya, namun jangan lupa memastikan bahwa kasih sayang orangtua jauh lebih besar untuknya.

Tetaplah ikhlas membersamai, mendidik, menyayangi, dan mengasuh anak walau kadang anak belum sesuai harapan orangtua. Tetaplah sertakan doa dan harapan baik untuk anak-anak semoga Allah meridhoi ketulusan cinta orangtua bagi anaknya.

Bunda Sukma
#parentingschool
#pilih partai no 8
#partai keadilan sejahtera
#partai pilihan istri-istri sholehah 🤗
View Post

Saat anak "bermasalah" coba perbaiki dulu hubungan orangtua dan anak. Tidak usah dulu menuntut apapun dari anak. Nilai buruk, gak mau ngaji, suka membantah, coba abaikan dulu.

Fokus perbaiki hubungan dulu saja. Fokus sayangi anak. Fokus melihat kebaikan anak. Barangkali selama ini orangtua hanya fokus pada kekurangan anak saja sehingga yang terjadi adalah sesuai dengan apa yang menjadi fokus orangtua.

Saatnya ubah fokus orangtua dari melihat dan menghakimi kekurangan anak beralih dengan fokus melihat dan mengapresiasi kebaikan apapun yang dilakukan anak.

Bisa dipahami ya?
Karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya.
Kalau orangtua saja tidak ridho pada anaknya, bagaimana lagi dengan Allah.
Bukankah ridho Allah terletak pada ridho orangtua.

Jadi kalau orangtua menginginkan anak berubah lebih baik, pertama sekali orangtua harus membuat dirinya  ridho dulu pada anaknya.

Salah satu cara membuat diri orangtua semakin ridho pada anaknya adalah dengan mengubah fokus orangtua dari yang selama ini fokus melihat kekurangan bergabti dengan fokus melihat kebaikan anak. 

Kalau pun pada prakteknya masih ada yang belum baik pada anak, yang hendaknya orangtua lakukan adalah perbanyak istighfar. Mohon ampun pada Allah dan terus perbaiki lagi hubungan dengan anak,  bukan dengan terus menghakimi, menyalahkan atau menghukum anak.

Tunjukkan pada anak bahwa orangtuanya menyayanginya dengan tulus. Walau anak tak luput dari kekurangan. Ketulusan hati orangtua pada akhirnya akan mampu melembutkan hati anak menjadi lebih baik.

Bunda Sukma
#parentingschool
#positiveconsulting

View Post

Mengapa seseorang hidupnya begitu-begitu saja? Bisa jadi ia kurang memiliki tantangan dalam hidupnya. Datar saja dan terlena pada zona nyaman yang ia jalani. Akibatnya, ia tidak bertumbuh.

Terlalu lama berada di zona nyaman ternyata bisa membuat seseorang terlena. Tau-tau dunia sudah berubah, zaman berganti, tuntutan dunia pun berbeda. Bila tidak peka, terus belajar, dan bergerak, tentu saja akan tertinggal.

Banyak perusahaan besar yang pada akhirnya gulung tikar dan kehilangan pasarnya karena telat berubah. Berada di puncak kejayaan di masanya, lalu terlena dengan apa yang sudah ia raih dan lupa berinovasi. Sementara di luarnya, dunia terus berputar, kebutuhan pasar berubah, dan teknologi terus berkembang. Perusahaan yang telat berubah akan tersaingi bahkan kalah dalam pertarungan yang bisa menyebabkan usahanya merugi. Sebagai contoh perusahaan Nokia yang di masanya dulu begitu merajai, kini sudah tertinggal jauh.

Begitu pula dalam kehidupan, siapa saja yang terlalu menikmati zona nyaman hidupnya, tidak berubah, tidak belajar, tidak memperbaiki diri, maka harus siap-siap tertinggal atau bahkan tersingkir dari lainnya.

Agar tidak menjadi bagian dari orang-orang yang tertinggal maka setiap kita harus terus memberi tantangan pada dirinya untuk bertumbuh, belajar, dan bergerak. Mentarget dan memaksa diri agar hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini. Bukankah seperti itu juga yang diajarkan dalam agama kita?

Rasulullah Saw bersabda bahwa barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, dan besok lebih baik dari hari ini, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung.

Fakta yang kita lihat disekitar kita dan contoh di atas tadi telah membenarkan dan menguatkan hadist Rasulullah SAW tadi. Bahwa kita harus memaksa diri menjadi lebih baik setiap waktunya agar menjadi orang yang beruntung.

Tantang diri kita untuk terus lebih baik. Lawan katerbatasan yang ada. Jangan cari alasan untuk menunda. Carilah motivasi yang mendorong untuk bergerak maju.

Salah satu cara yang bisa membuat hidup kita tertantang adalah lewat berkejaran dengan waktu dan usia.

Seringkali menunda-nunda amalan, kebaikan, dan pekerjaan membuat seseorang kehilangan progress dalam hidupnya. Besoklah, nantilah, dan seabrek alasan kemalasan dan kelalaian yamg terus diutarakan dan dilontarkan dalam dirinya.

Tau-tau umur terus berkurang, masa semakin sempit, kesehatan menurun, waktu tak lagi luang.

Maka nanti harus bagaimana menjawab saat di akhirat ditanya:

Masa mudamu untuk apa digunakan?

Masa sehatmu berbuat apa saja?

Masa luangmu diisi dengan apa?

Saatnya berbenah, lakukan perubahan, kalahkan diri sendiri. Karena musuh terbesar untuk sukses dan maju sesungguhnya adalah diri kita sendiri.

Semoga bermanfaat
By: Sukmadiarti Perangin-Pngin, M.Psi
#parentinhschool

View Post