Haruskah Anak Takut Pada Orangtuanya?




Ada sebuah argumen dari seorang Ibu yang mengatakan "apa salahnya memberi ancaman pada anak? Bukankah dalam Al-quran, Allah pun mengancam hamba-Nya dengan neraka, juga memerintahkan untuk memukul anak bila diusia 10th belum mengerjakan sholat. Artinya ancaman juga sebuah metode yang bisa digunakan dalam mendidik anak," ungkapnya.

Apa yang disampaikan Ibu tersebut tentunya tidak salah. Memang betul bahwa dalam Alquran ada reward dan punishment. Ada ancaman juga ada hadiah atas setiap perbuatan hamba-Nya.

Tapi perlu juga kita pahami sebagai orangtua bahwa Rahmat Allah lebih luas daripada ancamannya. Berkali-kali Allah firmankan bahwa bila hamba-Nya salah, lalai, dan berdosa, rahmat Allah begitu luas. Allah mengampuni siapa saja yang kembali dan bertobat pada-Nya.

Kasih sayang Allah begitu luasnya. Mengapa kita hanya fokus pada ancaman-Nya?

Fokuslah pada meraih rahmat-Nya dalam kehidupan kita, termasuk dalam mendidik anak-anak.

Jangan sampai karena fokus orangtua pada memberi ancaman, orangtua lupa memberi perhatian dan kasih sayang.

Apakah Allah pernah lupa memberi kita udara untuk bernafas, walau kita berkali-kali berbuat dosa?
Ternyata tidak. Nikmat Allah sangat luas bahkan tak mampu kita menghitungnya. Namun seringkali kita hanya ingat pada ujiannya saja, lupa bersyukur akan nikmat yang sudah diberi.

Orangtua kadang khilaf. Satu kesalahan anak kadang membuat orangtua lupa dan lalai memberi perhatian dan kasih sayangnya pada anak. Satu kesalahan anak kadang sudah cukup membuat orangtua lupa akan berpuluh kebaikan yang sudah anak hadirkan dalam kehidupan orangtuanya.

Lagi-lagi kita orangtua perlu banyak merenung dan mengukur diri kepada siapa anak seharusnya takut?

Bila orangtua biasa memberi ancaman dan berharap anak takut pada orangtua, apakah cukup? Ya untuk sementara waktu akan cukup berhasil. Anak takut kemudian mengerjakan. Tapi yakinkah saat orangtua tidak ada, saat anak di luar rumah, saat anak sendiri apakah ia bisa tetap di jalurnya?

Seringnya anak akan berbuat sebebasnya saat tidak "dilihat" oleh orangtuanya yang biasa memberi ancaman. Di luar ia melampiaskan kebebasannya. Walau di dalam ia seperti anak yang penurut.

Maka yang perlu kita bangun adalah rasa takut anak pada Tuhan-Nya. Takut berbuat salah karena Allah Maha Melihat. Takut berbuat sia-sia karena hidup akan dimintai pertanggung jawaban.

Membangun rasa cinta tentu lebih nyaman dan membahagiakan bagi anak dibandingkan membayangi anak dengan rasa takut bila tidak seimbang. Ancaman Allah besar tapi rahmat-Nya jauh lebih besar.

Begitu pula hendaknya sebagai orangtua, adakalanya kita menegur anak, mengingatkannya akan kesalahannya, namun jangan lupa memastikan bahwa kasih sayang orangtua jauh lebih besar untuknya.

Tetaplah ikhlas membersamai, mendidik, menyayangi, dan mengasuh anak walau kadang anak belum sesuai harapan orangtua. Tetaplah sertakan doa dan harapan baik untuk anak-anak semoga Allah meridhoi ketulusan cinta orangtua bagi anaknya.

Bunda Sukma
#parentingschool
#pilih partai no 8
#partai keadilan sejahtera
#partai pilihan istri-istri sholehah 🤗

0 komentar:

Posting Komentar