Pertengkaran Dengan Pasangan, Perlukah Terjadi?





Pernah saya ditanya, bagaimana cara menyikapi pertengkaran bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh. Sebenarnya, jauh atau dekat sama saja untuk konsep pertengkaran ini. Siapa saja bisa mengalaminya.

Pernikahan pasti tidak selalu berjalan mulus. Riak-riak pertengkaran bisa selalu hadir kapan saja. Apakah itu karena perbedaan pendapat, ego, curiga, atau hal lainnya. Hal kecil dan sepele bisa menjadi sumber masalah yang dapat memicu pertengkaran.

Pertengkaran sebenarnya tidak perlu terjadi dan sebisa mungkin harus dihindari dalam pernikahan. Tidak pernah ada kejadiannya, pertengkaran bisa menghadirkan kebahagiaan dalam pernikahan, bukan? 

Pertengkaran juga bukan solusi menyelesaikan masalah. Alih-alih menyelesaikan masalah, pertengkaran justru menambah masalah baru. Hubungan dengan pasangan menjadi terganggu, bila pertengkaran terlihat anak akan tidak baik untukpsikologisnya, dan keberkahan dalam pernikahan bisa tercabut saat seseorang terbiasa melampiaskan nafsu amarahnya. 

Jadi, pertengkaran harus dihindari. 

Lalu, bila seseorang merasa tidak nyaman dengan sikap atau perilaku pasangannya, apa yang harus dilakukan?

Pertama, Berbaik Sangka
Kenyataan seringkali tidak seburuk apa yang dipikirkan manusia. Pikiran yang penuh prasangka ditambah dengan hati yang gelisah rentan sekali membuka pintu syetan masuk dan membumbui suatu persoalan yang kecil menjadi besar.

Berbaik sangka adalah langkah awal yang harus dilakukan dalam menyikapi setiap persoalan dalam rumah tangga. Jangan menduga yang bukan-bukan pada pasangan sendiri. Jauhi prasangka, budayakan berbaik sangka. Itu akan menentramkan hati dan membuat pikiran menjadi jernih dalam memandang suatu persoalan.

Kedua, Tenangkan Hati
Permasalahan dengan pasangan tentu akan membuat hati menjadi tidak tenang, gelisah, marah, dan berpenyakit. Masalah tidak akan terselesaikan dengan baik bila dihadapi saat marah.

Tenangkan hati dengan mengingat Allah. Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. Alihkan pikiran dari masalah yang ada dengan berdzikir, baca Al-quran dan terjemahannya, sholat sunnah, atau amalan ibadah lainnya. Saat hati sudah tenang, solusi pun akan datang.

Ketiga, Saling Memahami
Pria dan wanita memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi suatu permasalahan. Pria cenderung akan menyendiri dan berdiam diri bila sedang ada masalah. Ia akan merenung dan berpikir apa sebab masalahnya dan bagaimana solusi yang harus dilakukan. Berbeda dengan pria, kaum wanita justru butuh teman saat sedang ada masalah. Ia butuh mencurahkan perasaannya dengan bercerita. Sehingga kaum wanita butuh telinga untuk mendengarnya dan sentuhan, misal pelukan hangat dari pasangannya, untuk bisa segera meredakan kegundahannya.

Perbedaan pria dan wanita itu juga akan mempengaruhi karakter suami dan istri dalam sebuah pernikahan. Saling memahami perbedaan yang ada akan membuat persoalan bisa diselesaikan lebih cepat. Bila istri sedang merajuk, maka suami melakukan pendekatan dengan memeluk dan memberinya ruang untuk berbicara. Bila suami yang sedang merajuk, maka istri memberinya ruang untuk sendiri dan menenangkan dirinya atau melakukan hal yang ia sukai.

Belajar saling memahami karakter satu sama lain akan memudahkan pasangan untuk bisa menghadapi berbagai persoalan dalam pernikahan dengan lebih tepat dan cepat.

Keempat, Komunikasi
Masalah yang hanya dipendam tentu akan sulit untuk selesai. Selain membuat hati tidak nyaman, memendam masalah juga tidak baik bagi kesehatan serta hubungan dengan pasangan. Dapat menjadi gunung es yang bisa meledak sewatu-waktu dengan dampak yang lebih besar. Semakin besar dampaknya tentu akan semakin sulit penyelesaiannya.

Membangun komunikasi yang baik, lancar dan terbuka dengan pasangan adalah salah satu kunci keharmonisan dalam pernikahan. Jangan ada yang dirahasikan. Keterbukaan menjadi resep bahagiadaam rumah tangga. Bicarakan dari hati ke hati saat ada masalah yang mengganjal. Sampaikan dengan lembut dan penuh cinta. Bukan dengan cacian, makian, atau sumpah serapah.

                Kata-kata yang baik ibarat pohon, akarnya kuat tertanam, cabangnya menjulang tinggi, daunnya meneduhkan, dan buahnya bermanfaat. Pastikan agar dalam berkomunikasi dengan pasangan selalu menggunakan kata dan  bahasa yang baik dan santun.

Tidak ada pembenaran bahwa saat marah atau tidak nyaman, seseorang berhak berkata kasar.  Dalam agama pun kita sudah diajarkan "Berkata baik atau lebih baik diam."

***

Pertengkaran dengan pasangan TIDAK PERLU TERJADI bila setiap diri mampu menjaga diri, hati, pikiran, dan perasaannya selalu dalam kebaikan.

Tetaplah dalam kebaikan walau berada di sekitar keburukan. Tetaplah menjadi cahaya walau dalam kegelapan. Tetaplah jadi diri yang Terbaik.

Pernikahan sungguh ikatan yang sangat berharga. Jangan biarkan ternodai oleh pertengkaran. Hiasi pernikahan kita dengan kebahagiaan.

***

Allah pertegas dalam Qs. Al-Mu'minun 96: "Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik."

Jadi saat mendapati ada kesalahan pada pasangan, jangan dibalas dengan amarah atau perbuatan yang bisa-bisa lebih buruk dari kesalahan yang dilakukan pasangan. Tentu itu tidak mendidik dan sikap yang salah. Perbuatan salah disikapi dengan salah jadi keduanya sama saja salah.

Empat tips yang sudah disampaikan lewat web tadi insya Allah akan sangat membantu untuk menenangkan hati dan menjadi jalan keluar saat bermasalah dengan pasangan.

Hindari pertengkaran, Selesaikan setiap persoalan dengan Tenang.

Terima kasih
Sukmadiarti Perangin-angin 🤗😇


0 komentar:

Posting Komentar