Orangtua Banyak Menuntut, Tapi Lupa Memberi Pada Anak



Seringkali orangtua protes, merasa kesal karena anaknya sulit diatur, ngeyel, dan suka membantah. Bolak-balik orangtua harus mengelus dada atau mengusap air matanya karena menahan rasa kesal akan sikap anak-anak yang tidak sesuai harapannya.

Tanpa sadar, orangtua seringkali menempatkan dirinya yang benar, dan anak yang salah. Akibatnya, sikap yang terbentuk adalah mengeluh dan menghakimi anak.

Bagaimana kalau posisinya dibalik?
Orangtua mengubah cara pandangnya. Bila ada perilaku anak yang salah, maka orangtua akan memposisikan dirinya yang ada salah.

Cara pandang yang menempatkan letak kesalahan pada diri sendiri ini akan memudahkan orangtua untuk mengevaluasi diri dan pengasuhannya. Juga memudahkan orangtua untuk bisa mengelola emosinya agar tidak salah bersikap pada anak.

Tidak jarang, kesalahan anak berawal dari kurangnya perhatian yang diberikan orangtua pada anaknya. Sedikit sekali bahkan tidak ada waktu bersama anak. Kalaupun bersama, sedikit sekali interaksi yang terjalin. Akibatnya, anak dan orangtua kurang memiliki kelekatan (attachment) yang baik.

Anak yang kurang lekat dengan orangtuanya akan rentan sekali dengan pengaruh buruk dari lingkungan. Ia akan mudah dipengaruhi orang lain dan terbawa arus pergaulan. Efeknya tentu tidak baik bagi perkembangan anak, khususnya bila lingkungannya leboh didominasi oleh hal yang negatif. Pengaruh buruk akan mudah menguasainya.

Tidak lekat dengan orangtua juga membuat anak memiliki harga diri yang rendah. Ia merasa tak berharga, merasa tak dicintai. Efeknya, ia akan mencari cinta di luar, atau ia akan menjadi anak yang "nakal" demi melampiaskan kekecewaannya pada orangtua.

Mulailah mengubah kesalahan anak dengan mengubah diri orangtua terlebih dulu. Mulai memperbaiki kembali ikatan emosional dengan anak. Meluangkan lebih banyak waktu dan momen bersama dengan anak. Saling berbagi, bercerita, bermain, dan bercanda tawa bersama. Lakukan kebersamaan itu tanpa beban, dengan tulus, dan penuh cinta.

Mulailah perubahan itu dengan cinta. Walau ada salah dan khilaf yang telah dilakukan anak dan orangtua, lepaskanlah itu dengan saling memaafkan. Perbaiki kembali ikatan yang selama ini mulai longgar atau terputus.

Tanpa sadar, orangtua seringkali banyak menuntut, tapi lupa memberi pada anaknya. Lupa memberi cinta, kasing sayang, perhatian, bimbingan, dan doa yang tulus. Sungguh tidak adil rasanya, bila orangtua banyak menuntut anak tapi masih sedikit sekali yang diberi.

Bukankah Rasulullah mengajarkan kita untuk banyak memberi kebaikan dan kasih sayang pada orang-orang terdekat. Memberi akan menumbuhkan ikatan hati yang kuat baik bagi yang memberi maupun yang diberi. Pemberian cinta kasih sayang yang tulus dan ikhlas akan jauh lebih berharga dan bermakna bagi hubungan orangtua dan anak, dibandingkan pemberian materi. 

Setiap insan membutuhkan cinta. Berikan cinta yang berlimpah pada anak, Insya Allah anak pun akan membalas cinta itu bahkan sebelum orangtua memintanya. 

by: Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi.,Psikolog

0 komentar:

Posting Komentar