Kasih Sayang Itu Seperti Apa, Sih?



Menikah adalah fitrah kebutuhan setiap manusia. Fitrah berkasih sayang. Fitrah mencintai dan ingin dicintai. Maka menikah adalah salah satu sarana untuk menyalurkan fitrah manusia untuk berkasih sayang.

Tentunya dalam bingkai pernikahan itulah wujud cinta kasih sayang dapat kita buktikan lewat sakinah mawaddah wa rahmah. Lahirnya ketenangan, ketentraman dan kedamaian bersama pasangan dan anak-anak.

Allah SWT memiliki sifat Rahman dan Rahiim. Pengasih dan penyayang. Kasih dan sayang Allah ia berikan tanpa pandang bulu. Siapa saja hamba-Nya, baik muslim atau non muslim, baik taat maupun ingkar, semuanya ia berikan haknya masing-masing. Ia balas setiap kebaikan dengan kebaikan yang berlipat. Tapi ketika hambanya berbuat buruk, ia hanya berikan sedikit teguran yang sepadan, dan membuka pintu maaf dan ampunan yang luas. Yaa Rahmaan Yaa Rahiim.

Belajar dari sifat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kita pun jadi bisa memahami, betapa Allah tidak pilih kasih. Sudahkah kita sebagai hamba-Nya bisa mengamalkan sifat itu pula? Tetap memberikan kasih dan sayang kepada sesama, walau kita diingkari, disakiti, dilupakan, dikhianati?

Tentunya Bisa...
Karena memang kita pun diciptakan Allah dengan fitrah berkasih sayang. Fitrah yang sudah kita bawa sejak sebelum dilahirkan. Fitrah kesucian dan kebaikan yang mengalir dalam kehidupan. Karena sejatinya hati selalu mengajak diri pada kebaikan.

Allah ajarkan kita untuk mengasihi dan menyayangi yang tua, muda, dan lemah. Kita diajarkan saling membantu dan menolong sesama. Saling mengingatkan dalam kebaikan. Menyeru pada yang benar dan mencegah dari yang salah.

Ketika ada kesalahan yang kita temui dari orang-orang terdekat atau sekeliling kita, Allah ajarkan untuk tetap bersikap baik. "Balaslah kekeburukan itu dengan sesuatu yang lebih baik." Kita juga diajarkan untuk saling memaafkan dan berlapang dada atas kekhilafan yang dilakukan orang lain.

Sebagai gantinya, Allah berikah pahala dan balasan yang mulia bagi orang-orang yang bersabar. Sabar dan ikhlas dalam menerima segala ketentuan yang telah Allah berikan.

Allah menguatkan optimisme dan kesabaran kita hamba-Nya dengan subuah firman yang menyejukkan bahwa "Sesungguhnya sesudah kesulitan, akan ada kemudahan." Masya Allah.

Pernikahan menjadi sarana bagi kita untuk belajar banyak hal tentang kehidupan. Termasuk belajar berkasih sayang, saling menerima kelebihan dan kekurangan, saling memaafkan kesalahan, dan saling mengingatkan dalam ketaatan.

Pernikahan menjadi salah satu jalan pembuktian bagi kita sebagai Hamba Allah. Mampukah kita mensyukuri segala nikmat-Nya dan bersabar atas ketentuan yang Ia hadirkan.

Bagi kita yang mampu BERSYUKUR, Allah telah berjanji bahwa Ia akan menambah Nikmat-Nya bagi hambanya yang bersyukur. Raihlah kebahagiaan itu dengan senantiasa bersyukur pada Allah Swt.

Bersyukur atas nikmat pernikahan, pada pasangan, anak, dan rezeki yang Allah berikan dalam keluarga kita. Dan tanda syukur seorang hamba adalah dengan semakin bertambahnya ketaatannya kepada Allah swt.

Menikahlah, maka Engkau akan Bahagia. Jadikan pernikahan kita menjadi pernikahan yang penuh barokah, kasih sayang, sakinah mawaddah, wa rahmah.

Semoga Allah melimpahi keluarga kita dengan kasih sayangnya. Amin Ya Rabbal Alamin

By: Sukmadiarti Perangin-angin




0 komentar:

Posting Komentar