Sandwich Generation, Kamukah Itu?

 



Sandwich Generation Dalam Psikologi Islam


By: @sukmadiarti_psikolog


Generasi sandwich adalah generasi orang dewasa yang menanggung hidup tiga generasi yaitu orang tua atau keluarganya, diri sendiri, dan anaknya. Kondisi tersebut diibaratkan seperti sandwich dimana sepotong daging terhimpit oleh dua roti bagian atas dan bawahnya.


 Bagaimana kiranya kita menyikapi kondisi tersebut?


I. Miliki Growth Mindset


Allah SWT berfirman dalam QS. Albaqarah 286 yang artinya 


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya..."


Saat kita dihadapkan pada kondisi menjadi generasi sandwich yang tidak hanya "dituntut"  untuk membiayai kebutuhan pribadi, keluarga inti, namun juga keluarga besar, milikilah growth mindset. 


Memiliki mindset tumbuh akan membuat diri kita optimis dalam menjalankan tanggung jawab yang ada. 


Tanamkan di benak bahwa Allah tidak menguji di luar batas kemampuan. Kalau Allah hadapkan kita pada situasi sandwich artinya Allah percaya dan pasti akan memampukan kita untuk bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada.


Hindari pikiran yang negatif. Pikiran yang membuat diri merasa lemah, tak percaya diri, merasa dimanfaatkan, sebaiknya dihindari. 


Tanamkan betapa beruntungnya diri kita yang menjadi wasilah rezeki bagi keluarga dan orang sekitar kita.


Masya Allah

Terima kasih Ya Allah atas kepercayaanMu ini


II. Hidupkan Positive Feeling


"Dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah akan melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu." 

- QS. At-Talaq: 3


Rasa khawatir ataupun takut bila kekurangan atau tidak optimal memenuhi kebutuhan keluarga wajar saja adanya. 


Namun, tahukah teman-teman? 


Emosi negatif yang dominan dan dipelihara di hati bisa jadi penghalang datangnya rezeki!


Sekarang, buang jauh-jauh rasa takut, khawatir, jengkel, marah, kecewa di hati. 


Bukannya membuat rezeki tambah deket, emosi negatif tersebut justru membuat rezeki semakin seret.


Begitu juga kalau kita merasa kecewa atas kondisi yang ada sehingga membuat kita dituntut secara ekonomi dari atas dan bawah, pelan-pelan berdamailah dengan situasi tersebut.


Paling utama adalah berdamai dengan diri sendiri. Dengan cara melepas emosi negatif yang ada maka hati akan terasa lapang, lega, damai, dan tenang. 


Bukankah rezeki sangat senang dekat dengan mereka yang punya hati lapang?


Mari lapangkan hati kita. Luaskan hati kita. Berdamailah dengan semua emosi negatif yang masih tersisa.


Di Qs. At-Talaq 3 tadi Allah berpesan agar kita bertawakal kepadaNya. Nanti Allah yang akan cukupkan semua kebutuhan kita.


Secara fisik kita perlu tetap dan terus ikhtiar. Bekerja, berusaha, dan bergerak mencari nafkah.


Namun pastikan secara batin, kita kondisikan hidupnya perasaan positif, yakni perasaan tawakal.


Tawakal bukanlah sikap menyerah melainkan total berserah. 


Kita tidak lagi hanya mengandalkan kemampuan diri semata tetapi sudah lebih powerfull yakni dengan melibatkan kekuatan tak terbatas dari Allah dalam setiap ikhtiar kita.


Kondisi batin seperti itulah yang akan membuat generasi sandwich bisa kuat, hebat, dan hidup berkelimpahan rezeki dan bisa menjalankan perannya tersebut dengan lapang hati.


III. Totalitas Dalam Berusaha


"Sukses itu tidak lebih dari beberapa hal sederhana yang dilakukan secara disiplin dan dipraktikkan setiap hari."


Apapun usaha, pekerjaan, dan aktivitas yang kita jalani saat ini, yakinlah bahwa semua itu bisa jadi pembuka pintu rezeki kita.


Tekuni saja apa yang memang mudah dan suka untuk kita lakukan. 


Passion yang ditekuni akan bisa jadi ladang penghasilan.


Bahagialah dalam bekerja. Jangan jadikan pekerjaan itu sebagai beban. Nikmatilah dengan suka cita.


Rasa bahagia itu mengundang rezeki. Bahagialah saat mengerjakan tugas, pekerjaan, bisnis yang sudah dipilih. Totalitas di dalamnya. 


Cintai apa yang kita kerjakan dan kerjakan apa yang kita cintai.


Hadirkan cinta disetiap pekerjaan yang kita lakukan. Yakin bahwa totalitas fisik, akal, hati, dan spiritual akan membuat semuanya jadi berkah dan melimpah hasilnya.


Apapun peran kita saat ini, termasuk menjadi generasi sandwich sekalipun, its oke. Tidak masalah. 


Semua perjuangan dan tantangan yang datang sejatinya adalah cara Allah untuk menguatkan dan menghebatkan diri kita agar jadi pemimpin masa depan.


Sambut tantangan itu dengan berserah diri. 

Semoga Allah ridhoi dan beri selalu solusi.


Be The Best Version Of You 😇

Sandwich Generation, Kenapa Tidak ? 🙂

0 komentar:

Posting Komentar