Marah Sebagai Bentuk Kasih Sayang


MARAH SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG
By: Sukmadiarti Psikolog

Bolehkah orangtua marah pada anaknya?

Kasih sayang orangtua pada anak tidak kemudian menyebabkannya untuk diam saja ketika melihat ada kesalahan pada anak. Ketika anak berbuat suatu kesalahan, baik itu disengaja ataupun tidak disengaja, tugas orangtualah untuk menegur, menasehati, dan meluruskannya.

Sikap diam, acuh, membiarkan apalagi membela ketika anak melakukan kesalahan, bukanlah bentuk kasih sayang. Bila kesalahan anak dibiarkan, didiamkan, apalagi dibela, tentu ini membuat anak menjadi bingung dan tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Bahkan anak bisa jadi keliru memahami yang salah itu benar, dan yang benar itu salah, ketika orangtua tidak pernah atau kurang dalam mendidiknya.

Untuk itulah mengapa sikap marah atau menunjukkan ketidaksukaan orangtua pada kesalahan anak perlu tetap dilakukan sebagai bentuk kasih sayang orangtua, untuk menyelamatkan anaknya dari keburukan.

Dalam sebuah wawancara dengan seorang narapidana kasus pembunuhan berantai di luar negeri. Ia diwawancarai tentang mengapa ia bisa berperilaku kejam seperti itu. Ternyata, semasa kecil, ia kurang mendapat pengarahan dari orangtuanya. Bahkan pernah suatu waktu, saya  berbuat salah, mencuri, namun orangtua bukannya menegur atau menghukum saya atas kesalahan itu, namun justru membela saya dan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang saya perbuat. Kurang lebih begitu jawaban yang ia berikan.

Kesalahan anak haruslah kita luruskan, ditegur, dan diperbaiki. Untuk itu, marahnya orangtua harus pada tempatnya dan bertujuan untuk meluruskan kesalahan anak sehingga ia tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Pertanyaan selanjutnya adalah, marah seperti apa yang dibolehkan?

Marah tentu bukan sekedar marah. Marah yang dimaksud dalam hal ini bukanlah marah dalam meluapkan emosi dan kekesalan kita pada anak.  Marah di sini bukanlah dengan melukai fisik maupun psikologis anak dengan kata ataupun perbuatan orangtua. Sebab marah seperti ini justru dilarang oleh agama.

Rasulullah SAW telah mengingatkan:
"Jangan marah, bagimu surga."

Marah yang dimaksudkan di sini adalah marah karena kasih sayang. Marah karena perilaku anak, bukan pada anaknya tapi pada perilakunya. Marah yang ingin kita tunjukkan adalah ketidaksukaan kita pada perilakunya, sehingga langkah yang kita lakukan adalah membuat anak sadar bahwa ada perilakunya yang perlu diperbaiki dan diluruskan. Maka cara orangtua dalam menunjukkan ketidaksukaannya haruslah tepat dan masuk di hati anak secara baik.
Marah atau ketidaksukaan orangtua pada kesalahan anak dapat ditunjukkan salah satunya melalui sikap DIAM.

Rasulullah Saw pernah menunjukkan ketidaksukaannya pada perilaku sahabat yang enggan berperang, dengan mendiamkan sahabat tersebut selama beberapa waktu. Tidak hanya Rasulullah saja yang mendiamkan sahabat tersebut, tapi sahabat lain dan penduduk di lingkungannya pun turut mendiamkannya, sebagai bentuk hukuman atas kesalahan yang ia perbuat. Tujuannya untuk memberikan efek jera, dan agar sahabat tersebut menyadari kesalahannya sehingga ke depan ia dapat memperbaiki diri.

Metode mendiamkan kepada anak bisa pula diterapkan oleh orangtua. Metode mendiamkan akan efektif bekerja bila sebelumnya orangtua penuh kasih sayang, perhatian, dan dekat dengan anak. Bila sebelumnya orangtua jarang berinteraksi, cenderung cuek, maka metode diam menjadi kurang efektif. Karena anak tidak merasakan perbedaan signifikan atas perubahan yang terjadi.

Metode diam ini sederhana sekali, tapi akan sangat penuh makna. Bila memang selama ini anak telah terbiasa mendapatkan perhatian dan kasih sayang utuh dari orangtua.

Orangtua tentu ingin bisa memaksimalkan metode ini, bukan. Maka mari pastikan, orangtua selalu memberikan banyak kasih dan sayang pada anak setiap harinya. Kurangi keluhan, omelan, dan teguran berlebihan, sehingga diamnya orangtua bisa menjadi senjata efektif untuk menegur ketika anak melakukan kesalahan.
Bersedia 😇

www.positiveconsulting.id
Instagram: @parentingschool_indonesia
#kasihsayang #konsultasionline
#rumahkeluargaindonesia

0 komentar:

Posting Komentar