Mendidik Anak Ala Rasulullah



Bila ditanya dari mana selama ini orangtua belajar cara pengasuhan anak, maka rata-rata akan menjawab belajar otodidak. Belajar dengan sendirinya. Ada pula yang menjawab belajar dan mengadopsi dari cara pengasuhan orangtuanya terdahulu.

Ayah Bunda...
Diri dan orangtua kita tentu tak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Ilmu kita sangatlah terbatas, walau mungkin pendidikan kita sudah tinggi. Maka bila kita belajar pada sesuatu yang salah, maka hasilnya pun bisa salah.

Untuk itu kita butuh suatu pedoman baku yang apabila kita berpedoman padanya maka hidup kita akan selamat dan bahagia. Dalam Islam, kita telah diberikan pedoman dan panduan hidup untuk segala hal, termasuk pengasuhan dan mendidik anak, yakni dari Rasulullah Saw. Maka hendaknya, kepadanyalah kita berpedoman.

Mengapa Rasulullah Saw?

1. Rasulullah adalah Suri Teladan yang Baik

Karena telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi umat-Nya. Rasulullah memiliki akhlak yang mulia. Lisan dan perbuatannya sejalan dengan nilai-nilai Al-quran. Ia adalah teladan dalam seuruh kebaikan, dalam beribadah, dalam bermuamalah, dalam berinteraksi sosial, termasuk dalam membina keluarga dan mengasuh anak-anak.

2. Al-quran dan hadist melekat dalam diri Rasulullah

Begitu mulianya akhlak Rasulullah sampai-sampai Bunda Aisyah menyatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah Al-quran. Nilai-nilai Al-quran melekat dalam diri Rasulullah.

Pedoman hidup umat manusia agar selamat dunia akhirat adalah Alquran dan hadist, dimana keduanya terdapat pada sosok Rasulullah Saw.

Sehingga menjadikan Rasulullah sebagai pedoman dalam mendidik anak adalah langkah terbaik yang harus dilakukan oleh setiap orangtua. Tujuannya agar bisa mengantarkan anak-anak titipin dari Allah ini menjadi sebaik-baik manusia.

Dengan berpedoman pada Rasulullah maka orangtua akan paham harus bagaimana mendidik anaknya dan hendak dibawa kemana arah pendidikannya.

Anak-anak sejatinya adalah anugerah dan amanah yang dititipkan Allah pada setiap orangtua. Orangtua diberi tanggung jawab untuk bisa mendidik anaknya menjadi seperti MAUNYA ALLAH.

Apa itu maunya Allah?

Pertama, untuk BERIBADAH KEPADA ALLAH

"Tidak Ku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaku."
Orangtua hendaknya mendidik anak-anak agar menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan taat beribadah.

Kedua, untuk menjadi KHALIFAH/PEMIMPIN di muka bumi ini.

Orangtua bertugas mendidik anaknya menjadi sosok yang berkarakter mulia sehingga bisa jadi pemimpin yang bermanfaat bagi umat. Tentu sebelum bisa memimpin orang lain, maka seorang anak harus sudah bisa memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu. Orangtualah yang berperan mendidik anak-anak agar mandiri, berkarakter dan sholeh.

Tugas berat tersebut tentu butuh bekal yang kuat pula untuk bisa mengembannya dengan baik. Dan Rasulullah telah membuktikan bahwa lewat pengasuhan dan pendidikannya telah hadir banyak pemimpin-pemimpin umat dan khalifah yang terbaik di sepanjang zaman. Mari kita belajar bagaimana cara Rasulullah mendidik umatnya.


Mendidik Anak Ala Rasulullah :

1. Mendidik dengan KETAATAN pada Allah

Orangtua hendaknya selalu bergantung dan memohon petunjuk serta pertolongan pada Allah agar diberi kemudahan dalam mendidik anak-anak. Tanpa pertolongan dan rahmat dari Allah kita ini begitu lemahnya. "Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan dari Allah."

Untuk itu, agar orangtua bisa mendidik anak dengan baik maka harus menjaga dan meningkatkan terus kedekatan dan hubungan baik dengan Allah lewat amal sholeh dan ketaatan kepada-Nya. Jauhi maksiat, tinggalkan dosa, dan perbanyak amal ibadah yang membuat Allah ridho.

Sebagaimana Rasulullah Saw adalah sosok yang sangat taat pada Allah saw. Tidak perlah lepas dari sholat malam dan selalu dalam kebaikan. Hendaknya orangtua pun memiliki amalan khusus tambahan yang bisa membuat Allah semakin ridho padanya dan mendatangkan rahmat bagi keluarga dan putra-putrinya.

2. Mendidik lewat KETELADANAN

Anak-anak meniru apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan dari orangtuanya. Anak-anak belajar dari sikap dan perilaku sehari-hari yang ditampilkan orangtua. Maka bila orangtua banyak menampilkan akhlak yang baik saat berhubungan dengan anak maupun dalam berinteraksi dengan pasangan, keluarga, dan sosial, anak anak mengamati dan belajar langsung dari apa yang ia lihat dan dengar dan akan ia tiru dan lakukan pula.

Anak adalah copy paste orangtuanya. Orangtualah yang menyebabkan anak menjadi sosok yang baik ataukah buruk. Dalam hadist dikatakan bahwa pada dasarnya setiap anak terlahir FITRAH.

"Orangtuanyalah kemudian yang menyebabkannya menjadi Nasrani, Majusi, dan Yahudi."

Bagaimana cara orangtua mendidik, merespon, dan berinteraksi dengan anak akan sangat berpengaruh pada perkembangan mental dan kepribadian anak.  Untuk itu penting bagi orangtua untuk selalu menjaga diri agar selalu dalam kebaikan. Sehingga anak pun akan meniru kebaikan orangtuanya.

3. Mendidik dengan KASIH SAYANG

Kasih sayang adalah nilai penting yang harus bisa diamalkan oleh setiap manusia, termasuk orangtua dalam mendidik anak. Perhatian, kelembutan dan kasih sayang adalah kebutuhan setiap makhluk. Allah sendiri memiliki sifat kasih dan sayang pada setiap makhlukNYA.

Orangtua  harus memiliki sifat kasih sayang yang tulus dalam dirinya dan berusaha untuk mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang. Memeluk, mencium, menggendong, dan memangku anak-anak dengan tulus dan penih cinta.

Anak-anak yang terpenuhi perhatian dan kasih sayangnya dari orangtua akan tumbuh menjadi anak yang juga pengasih dan penyayang. Anak-anak yang dilimpahi kasih sayang akan menjadi anak yang bahagia sehingga ia pun akan mampu membahagiakan orang-orang disekelilingnya.

Sebaliknya anak-anak yang kurang kasih sayang dan tidak bahagia bisa menjadi anak yang kurang baik dan keberadaannya bisa mengganggu kenyamanan orang lain di sekelilingnya. Mengapa? Karena ia tidak tahu bagaimana caranya berkasih sayang, ia jarang atau bahkan kurang mendapatkannya dari orangtuanya. Sehingga mendidik anak dengan penuh kasih sayang adalah sebuah keniscayaan bagi setiap orangtua. Jauhi kekerasan, kemarahan, intimiasi, memojokkan, dan menghakimi anak.

Lembutlah dan tuluslah dalam membersamai anak-anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berkasih sayang dan dicintai.

Rasulullah adalah sosok yang taat, penuh keteladanan, serta penuh kasih sayang.  Untuk itu sebagai umatnya yang baik, hendaknya kita berusaha untuk meneladaninya dalam kehidupan ini, termasuk dalam mendidik anak, agar selamat dan bahagia hingga bisa berkumpul kembali ke akhirat kelak.

Salam Sayang
Bunda Sukma
#parentingschool

0 komentar:

Posting Komentar